Jumat, 25 Maret 2011

Karena Cinta tak berbentuk bunga.

Aku mencintai suamiku, karena
sifatnya yang apa adanya. Aku
begitu menyukai perasaan aman
dan tentram, yang muncul dihati
ketika bersanding dengannya. Tiga tahun dalam masa
perkenalan, dua tahun dalam
masa perkawinan, harus ku akui
bahwa mulai timbul rasa bosan
dan lelah dengan kehidupan
berumah tangga dengannya dan alasan mencintainya dulu telah
berubah menjadi sesuatu yang
menjemukan. ******** Aku seorang wanita yang berjiwa
sentimental dan benar-benar
sensitive serta berperasaan
halus. Aku merindukan suasana
romantis seperti seorang anak
yang menginginkan belaian. Tetapi semua itu tidak lagi
kuperoleh. Suamiku kini jauh
berbeda dari apa yang aku
harapkan dulu. Rasa sensitivenya
kurang dan ketidakmampuannya
dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkawinan kami,
telah memusnahkan harapan
tentang kehidupan yang ideal. ******** Suatu hari aku beranikan diri
menyatakan keputusan untuk
bercerai. “Mengapa??” dia bertanya terkejut. ”Aku lelah..kamu tidak pernah
memberikan cinta yang aku
inginkan.” Dia terdiam dan termenung sepanjang malam
didepan komputernya, Nampak
seolah-olah sedang mengerjakan
sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan aku semakin
bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan
perasaannya, apalagi yang dapat
aku harapkan darinya?? ****** Dan akhirnya dia bertanya…” Apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”. Aku menatap matanya dalam dalam dan menjawab dengan berlahan, “ Aku ada satu pertanyaan, jika kau menemukan jawabannya, aku akan mengubah pikiranku : Seandainya, aku menyukai bunga indah yang ada ditebing gunung, dan kita berdua tau jika kau memanjat gunung itu, kau akan mati. Apakah kau akan melakukannya untukku?”. Diapun termenung dan berkata ,”Aku akan memberikan jawabannya besok pagi”. “Hatiku langsung gundah mendengar reaksinya.” ******** Keesokan paginya suamiku tidak
ada dirumah, dan aku
menemukan selembar kertas
dengan coretan tangannya
dibawah sebuah gelas yang berisi
susu hangat, yang bertuliskan : ******** “Sayang… aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tetapi izinkanlah aku untuk menjelaskannya alasannya…” Kalimat pertama ini
menghancurkan hatiku, Aku
lantas terus membacanya… ******** “Sayang..kau biasa mengggunakan computer, dan selalu menghadapi masalah kerusakan program didalamnya dan akhirnya menangis didepan monitor, Aku harus memberikan jari-jariku supaya dapat membantumu dan memperbaiki programnya” ******** “Kau selalu lupa membawa kunci ketika keluar rumah, dan Aku harus memberikan kakiku supaya dapat menendang pintu, Dan membuka pintu untukmu ketika pulang..” ******** “Kamu senang jalan-jalan keluar kota dan sering tersesat ditempat-tempat baru yang kamu kunjungi..Aku harus menunggu dirumah dan membantumu agar dapat memberikan mataku untuk menjelasakan jalan melalui peta” ******** “Kamu selalu kelelahan saat pergi dengan teman baikmu setiap bulan, dan Aku harus memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir.” ******** “Kamu seorang yang senang diam dirumah, dan aku selalu khawatir kamu akan menjadi “aneh” dan aku harus membelikanmu sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami..” ******** “Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu..Aku harus menjaga mataku, agar ketika kita tua nanti, Aku masih dapat menolong memotong kukumu dan mencabuti ubanmu..” ******** “Tangan akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah, menceritakan warna warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.” ******** “Tetapi sayangku… Aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, aku tidak sanggup melihat matamu mengalir menangisi kematianku..” ******** “Sayangku..aku tau diluar sana ada banyak orang yang mampu mencintai lebih dari aku mencintaimu..” ******** “Untuk itu sayangku..jika semua yang telah kuberikan dengan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu..” ******** Co Sweet . . . “Aku tidak dapat menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakanmu..” Air mataku jatuh diatas tulisan
dan membuat tintanya menjadi
kabur, tetapi aku berusaha
untuk membaca selanjutnya. ******** “Dan sekarang sayangku..kamu telah selesai membaca jawabanku. Jika kau berpuas hati
dengan jawaban ini dan tetap menginginkanku untuk tinggal dirumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri diluar pintu menunggu jawabanmu..” ******** “Jika kamu tidak puas sayangku… biarkan aku masuk untuk mengambil barang-barangku, dan aku tidak akan menyusahkan hidupmu lagi..” “Percayalah… kebahagiaanku adalah KAU BAHAGIA” ******** Aku segera berlari membuka
pintu dan..melihatnya berdiri
didepan pintu dengan wajah
sendu sambil tangan memegang
susu dan roti kesukaanku… Oh Tuhan… Kini baru aku tau… Tidak ada orang lain yang
pernah mencintaiku lebih dari dia
mencintaiku… Co .... Cweet . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar